18/01/11

and I will rise my white flag then

Repost :
padahal ini jumat malam. besok ga ada ujian. besoknya lagi jg ga ada.temen satu kamar lagi jalan-jalan. temen satu kosan mencari nafkah. yang lainnya pergi ke har*oni. sebenarnya masih ada temen tk 1. pasti lagi di kamar. di meja belajar. di depan laptop atau lagi belajar buat hari senin. maklum, euforia tk 1. karena saya pernah merasakan hasrat itu. walaupun hanya numpang lewat di semester pertamaku. seakan menelan ludah sendiri, akhirnya saya juga terpaksa di kamar dengan berbekal buku freeman dan siregar.no TV, no movie, just fb with the music on.

kalo buat temen-temen saya sekarang, pasti dibilangnya "sok rajin, cupu, ga gaul".mau ketawa aja.yang sebenernya itu bener-bener ga ada kerjaan. nungguin jam stgh9 tentir akpem sama temen sekosan.tentir itu pun force majeur-the power of kepepet (kutipan dari temen bengkel)-ujian oriented-atau apa lah namanya.pengen kyk semester 1 yg pas jeda ujian makan bareng temen organda.tapi skg bedanya ga ada yg ngajakin main. oke. that's it. ga perlu dikasihani.karena memang sudah menyedihkan.sekaligus klarifikasi bahwa saya bukan orang yang introvert.hanya tidak punya kesempatan untuk lebih bermanfaat banyak bagi orang lain. juga bukan tipe orang yang bisa sangat sensitif dengan perasaan orang lain. maka ingatkan saya jika suatu saat merasa dicuekin.satu lagi, saya juga tak pandai berbicara dengan bingkai kata-kata yang indah, syahdu, dan menyayat hati *sigh. just speak out what i thought.

well, Di tengah perjuangan menelan bulat-bulat materi akuntansi pemerintahan ini, kenapa saya ingat status temen fb tentang degradasi nilai atau tweet sendri tentang degradasi isi otak. sambil memandangi buku freeman bersampul oranye yang masih terlihat baru meskipun hasil warisan dari beberapa generasi, aku mulai menengok ke belakang. setahun belakangan, sebulan,atau tepatnya 5 hari ini.sebut saja ini klise.sudah basi.memang benar bahwa penyesalan selalu datang di akhir.dan sekarang aku baru menydarinya.sekedar merenungi nasib saja sungguhlah tidak cukup. tapi minimal saya mengerti seberapa banyak kebodohan yang saya lakukan setahun kemarin.

pikiran pertama, "Uda waktu tingkat satunya ga pinter-pinter amat. nah sekarang tingkat 2 lebih ketauan begonya" *sigh.ternyata hasil kerja keras setahun cuma segini aja.selalu saja mengeluh. ini bukan sebuah pengakuan kekalahan atas tantangan kehidupan.tingkat satu memang telah berakhir.banyak kenangan indah.prestasi yang masih sedikit membanggakan otomatis melecut semangat belalajar kala itu.tapi lain dulu lain sekarang.hanya merasa telah membohongi diri sendiri dengan janji-janji palsu. janji ketika keluar dari rumah memohon izin dan doa restu orang tua untuk menentukan nasib sendiri.terima kasih kepada dua tokoh tersebut yang telah memberikan kebebasan yang bertanggung jawab untuk saya.mereka tidak memaksakan kehendaknya. karena tahu bahwa beginilah saya apa adanya.sejujurnya, saya tahu mereka tidak bisa memasrahkan harapan itu di atas kedua pundak ini.saya masih terlalu pengecut untuk menilai diri saya terlalu tinggi.dan begitu lah, saya mungkin akan selalu hidup dalam batas aman. duduk di barisan penonton dan mengagumi orang-orang yang berani mengambil resiko dan berhasil memberdayakan dirinya dengan baik.tertinggal saya di sudut bangku ini dengan harapan yang tersimpan rapi dalam kotak ajaib yang usang. di titik itu lah saya menyadari bahwa tanggung jawab yang lebih akan diri sendiri menjadi harga mati yang ga bisa ditawar lagi. dulu saya kira kuliah adalah sesuatu yang keren, yang bisa dibanggakan bahkan hanya dengan memasuki sebuah universitas, tanpa memandang jurusan dan tempat. semakin jauh saya pergi untuk kuliah,orang-orang akan berekspektasi tinggi tentang saya.dan saya jujur, semua itu hanya untuk satu kata: pencitraan.jadi selama ini jika orang-orang melihat saya dengan image baik, saya sedang berlindung di balik alter ego saya.that's it.

pernah merasa iri ketika orang yang hanya berusaha dengan ala kadanrnya, mampu mendapat prestasi yang gemilang. di sisi lain, saya sangat bersimpati dengan teman yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk belajar, fokus kuliah, tidak ikut kegiatan kampus untuk menjadi yang terbaik namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan.sekarang saya mencoba membuat sebuah hipotesa.untuk kasus pertama, saya berpendapat bahwa orang tersebut diberi banyak kemudahan dan kelancaran dalam hidup, karena Allah ingin meyakinkan kepada mereka bahwa sebenarnya mereka bisa berhasil walaupun dengan segala keterbatasan. kasus kedua, Allah ingin melihat usaha yang lebih dari mereka. seberapa serius sih mereka pengen mendapatkan keberhasilan. yang saya masih ga tau adalah bagaimana Allah memilih orang yang selalu mendapat kemudahan dan orang yang diuji dengan kesusahan terlebih dahulu.bukankah hal yang paling tak terduga di dunia ini adalah kehendak Allah?.wallahu a'lam

cuma satu yang pasti“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS13:11
saya pun tidak bisa masuk dalam kedua golongan tersebut. usaha yang dikeluarkan nanggung. pretasi yang dihasilkan biasa-biasa saja.setidaknya golongan yang kedua tadi masih bisa sedikit berbangga hati karena telah memberikan kemampuan yang terbaik yang bisa mereka lakukan. berpikir tentang golongan yang kedua, saya pun malu dengan diri sendiri. berapa persen kemampuan yang telah saya keluarkan.bukannya saya sombong karena tidak mau mengeluarkan kemampuan optimal. saya hanya tidak tahu bagaimana harus menarik paksa untuk menunjukkan batang hidungnya.atau saya salah selama ini karena terlalu menyamankan diri sendiri di lingkungan ini?


cukuplah dengan janji dan ikrar itu,seorang pejuang tidak butuh janji.yang ditunggu darinya adalah sebuah aksi.aksi untuk berubah menjadi lebih baik. layaknya lagu sheila on7 saya hanya ingin melompat lebih tinggi, belum saatnya untuk berhenti berharap dan apabila esok datang kembali saya yakin bisa berbuat lebih untuk diri sendiri. karena tubuh ini bukanlah milik saya sendiri. milik Allah, orang tua, dan semua orang yang sayang dengan saya.laporan pertanggungjawabannya pun butuh banyak sekali tembusan, tidak hanya disampaikan untuk instrospeksi diri.saya belum mengibarkan bendera putih. belum? iya belum! karena suatu saat saya akan dengan bangga memegang bendera putih itu. bukan untuk menyerah tapi untuk menertawakan masa lalu (sekarang) yang menyedihkan ( 04/12/10 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar